Selasa, 13 Juli 2010

Minat asing di farmasi RI rendah

Oleh: Afriyanto
JAKARTA (Bisnis.com): Minat investor asing menanamkan modalnya di Indonesia relatif rendah akibat terlalu banyaknya regulasi yang kurang kondusif.

Kondisi tersebut terlihat dari rendahnya pangsa pasar perusahaan farmasi asing yang hanya 30% dari total pasar produk farmasi di Tanah Air.

Direktur Eksekutif International Pharmaceutical Manufacturers Group (IPMG) Parulian Simanjuntak mengatakan pangsa pasar perusahaan farmasi asing saat ini hanya sekitar Rp10 triliun, atau 30% dari total pasar produk farmasi di Tanah Air yang mencapai Rp33 triliun.

Sebagian besar pangsa pasar yakni 70% masih dikuasai perusahaan farmasi lokal dengan nilai Rp23 triliun.

"Rendahnya pangsa pasar perusahaan farmasi asing itu disebabkan oleh iklim investasi yang kurang kondusif sehingga investor kurang tertarik menambah dana investasinya," ujarnya kepada Bisnis.com di Jakarta, hari ini.

Menurut dia, regulasi di bidang farmasi terlalu banyak (high regulated) dan cenderung menghambat perkembangan sektor industri tersebut.

Beberapa regulasi yang dinilai menghambat perkembangan industri farmasi nasional a.l. Permenkes No.1010/2008 tentang Registrasi Obat, Permendag No.45/2009 tentang Angka Pengenal Importir (API), dan pembatasan kepemilikan saham asing maksimal 75% yang tertuang dalam ketentuan DNI (daftar negatif investasi).

Di satu sisi, lanjutnya, pemerintah ingin menarik investasi asing sebanyak-banyaknya di sektor farmasi, namun di sisi lain upaya tersebut tidak dibarengi dengan pemberian kemudahan dan insentif.

Akibat iklim investasi yang tidak kondusif tersebut, perusahaan farmasi dunia yang berbasis riset lebih memilih Singapura dan Malaysia sebagai basis industri mereka.

Menurut Parulian, Indonesia sebenarnya menjadi incaran perusahaan farmasi asing karena termasuk salah satu pasar farmasi terbesar di Asean berkat dukungan populasi penduduk yang besar. Namun, Vietnam kini makin membuka diri terhadap masuknya investasi asing di sektor farmasi melalui serangkaian kebijakan yang kondusif, sehingga menjadi ancaman serius bagi Indonesia jika tidak segera berbenah diri.

Kekuatan suatu negara di sektor farmasi, tuturnya, sangat terkait dengan peran perusahaan asing. Dengan hanya mengandalkan perusahaan lokal, farmasi Indonesia diperkirakan akan sulit bersaing di era globalisasi.

0 komentar: